Sistem antrean ini dikembangkan untuk mengelola antrean layanan pada loket pendaftaran maupun loket lainnya di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas. Sebelum sistem ini digunakan, proses antrean dilakukan secara manual menggunakan kertas tebal bernomor, dan petugas memanggil pasien satu per satu secara lisan melalui pengeras suara. Metode ini memiliki berbagai kekurangan, seperti tidak adanya pemisahan jenis antrean (misalnya pasien umum dan pasien prioritas), serta tingginya beban kerja petugas dalam melakukan pemanggilan secara manual.
Sistem ini memungkinkan pengelolaan antrean berdasarkan jenis layanan menggunakan tombol-tombol yang dapat dikonfigurasi secara fleksibel. Jenis antrean seperti pasien umum dan prioritas dapat dipisahkan, masing-masing dengan nomor dan prefix yang berbeda. Pemanggilan antrean dilakukan secara otomatis melalui teknologi text-to-speech, sehingga petugas tidak perlu memanggil secara lisan. Sistem juga mencatat antrean yang dilewati, memudahkan petugas untuk melakukan panggilan ulang sesuai kebutuhan.
Terdapat antarmuka khusus untuk perangkat kiosk yang memungkinkan pengunjung mengambil nomor antrean secara mandiri. Setelah memilih layanan, sistem akan secara otomatis mencetak nomor antrean melalui printer thermal. Selain itu, sistem ini memiliki fitur pengelompokan jenis layanan berdasarkan pos/unit/bagian yang ada di instansi. Petugas di masing-masing pos hanya dapat memanggil antrean yang sesuai dengan pos mereka, sehingga ketika nomor antrean dipanggil, pengunjung mengetahui ke mana mereka harus menuju.
Sistem ini dibangun menggunakan Go sebagai backend, React.js dan TypeScript untuk frontend, serta menggunakan MySQL sebagai database utama. Penggunaan bahasa Go dengan framework Fiber membuat aplikasi menjadi lebih cepat dan terasa lebih responsif. Hal ini memastikan informasi nomor antrean yang ditampilkan pada kiosk dan panel petugas dapat diperbarui secara real-time dengan latensi yang sangat rendah. Selain itu, penggunaan TypeScript pada project React.js membantu meminimalisir potensi runtime error, sehingga meningkatkan stabilitas dan keandalan aplikasi di sisi pengguna.




